well, aku menonton film ini dan mendapatkan banyak inspirasi. batinku sering mengatakan "how could?" "how could you do this to them, guys?". wanita adalah lambang kasih dan sayang. wanita akan merasa sangat sempurna apabila sudah menjadi seorang ibu. kita semua tidak akan pernah ada tanpa ibu dengan perjuangannya melahirkan kita di dunia ini.
aku selalu menangis ketika menonton perjuangan seorang wanita yang melahirkan bayinya ke dunia. entah mengapa, aku ingin semua orang juga bisa merasakan hal sama seperti yang aku rasakan. masih pantaskah lelaki memperlakukan wanita dengan setega itu? pernahkan mereka bisa memikirkan letih dan sakitnya mengandung selama 9 bulan? atau bahkan mungkin mereka tidak pernah peduli dengan nasib ibunya sendiri.
kehidupan ini memiliki siklus yang tiada putus hingga sampai pada akhir zaman. siklus kehidupan yang akan terus berulang. seorang wanita menikah dengan seorang lelaki, kemudian punya anak. anaknya terus tumbuh besar dan mendapat pasangan, kemudian mereka mempunyai anak. begitu seterusnya sampai pada akhirnya mereka meninggal. terputuslah siklus kehidupan untuk dirinya.
pada film ini, aku melihat sebuah ketulusan dari seorang istri yang bekerja untuk menghidupi rumah tangganya. setelah 5 tahun menikah akhirnya dia dikaruniai anak. namun dibalik semua itu, suaminya menikah lagi tanpa sepengetahuan istrinya dan mendapatkan anak lebih dulu. inikah yang dinamakan cinta? it's absolutely no! tidak sama sekali! suaminya hanya memperturutkan hawa nafsu agar bisa segera mempunyai anak tanpa memikirkan bagaimana perasaan istrinya tentang hubungan mereka. hah! yang benar saja ada yang namanya cinta kalau hanya akan dan terus menyakiti perasaan.
memang untuk masalah yang satu ini "masalah dalam pernikahan" kebanyakan dialami oleh semua orang dalam hidupnya. masalahnya pun berbeda-beda mulai dari yang ringan hingga yang berat. kebanyakan wanita adalah korban. walaupun tidak semua wanita yang ingin dicap sebagai korban.
well, di sini peran penting suatu komunikasi dan pelurusan visi/tujuan sebelum menikah. aku tidak menyalahkan 100% lelaki atas permasalahan rumah tangga. wanita juga turut ambil bagian dalam hal ini. keduanya sangat rapuh. lelaki dan wanita adalah dua kepribadian yang sangan kontras. pada akhirnya ada satu titik yang akan mempertemukan pemahaman keduanya menjadi sepakat. melebur segala masalah dan meredam ego masing-masing yaitu bertemunya hati mereka dengan Allah.
0 komentar:
Posting Komentar