suatu ketika aku sampai pada "titik" di mana rindu akan sebuah kebenaran. kebenaran yang selama ini aku fikir belum ada dalam aktifitas kehidupanku. sesuatu yang terasa asing, namun sangat aku inginkan pada saat itu. sesuatu itu yang kini aku sadari adalah syari'at islam.
well, aku adalah seorang muslim yang pada saat itu memiliki amanah untuk mengelola sebuah lembaga. hati nuraniku mulai gelisah saat aku bingung dengan cara apa aku harus mengelola lembaga ini? aku tanya dengan kakak tingkat yang dulu pernah menjadi ketua organisasi, ia pun menyarankan sebuah buku tentang kepemimpinan. aku baca, namun aku semakin bingung. what should i do?
terlintas pada saat itu, aku bertanya bagaimana kepemimpinan ala Rasulullah. karena aku merasa yakin bahwa kepemimpinan Rasulullah adalah kepemimpinan yang terbaik.
time flies....
membawaku pada sebuah keadaan yang aku namakan PERUBAHAN.
keadaan yang sampai pada saat aku menulis blog ini menjadikanku sebagai manusia yang amat bersyukur. membuat seluruh sendi kehidupanku berubah dan cara pandangku pun berubah :)
keadaan itu lah saat aku mengenal syari'at Islam secara Kaaffah :) Allahu Akbar!
sampai pada cara pandang prestasi yang paling precious dalam hidupku ini adalah "mendapatkan keridhoan Allah" yang merupakan satu-satunya kunci agar bisa bertemu dan bersama denganNya kelak di kehidupan abadi.
sampai pada awlawiyat aktifitas kehidupan dalam koridor hukum-hukum syara : wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram.
sampai pada pemecahan uqdatul kubra : dari mana kita dulu - untuk apa kita sekarang - kemana kita selanjutnya.
sampai pada pengingat terhadap fokus menuju akhirat dan menjadi a smart "traveler"
sampai pada keinginan untuk bisa berdakwah agar bisa mendapatkan kunci bertemu dengan Rasulullah :)
dakwah itu perih, ibarat seperti menggengam bara api. dakwah itu sakit, ibarat dua mata pedang yang siap menebas orang lain dan juga diri sendiri. dakwah itu berat, karena sebagian besar orang beranggapan bahwa kita harus menjadi sempurna bak malaikat baru bisa berdakwah. padahal pandangan seperti itu keliru. tatkala dakwah hanya pantas bagi orang-orang yang sempurna , niscaya tidak akan pernah ada satu pun di dunia ini seorang pengemban dakwah. padahal dakwah itu merupakan salah satu kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim.
selain itu, Allah menurunkan al qur'an sebagai penawar penyakit hati dan sebagai pengingat akan pertemuan denganNya kelak. sungguh al qur'an adalah mukjizat yang luar biasa. mukjizat yang kelak akan memberikan syafaat kepada pembaca, pembawa, dan penghafalnya dengan seijin Allah.
ada yang menarik pada saat aku mengungkapkan keinginanku untuk menghafal alqur'an ke ummu dinda. aku sampaikan alasannya begini dan begitu. dengan sigap ummu dinda berpesan kepadaku dengan redaksi yang kurang lebih seperti ini:
" febri, memang menghafal al qur'an adalah sebuah kemuliaan, akan tetapi yang harus febri lakukan terlebih dahulu adalah bagaimana mencerminkan al qur'an melalui diri febri sendiri dulu. maksudnya adalah ketika orang melihat febri (sambil menunjuk ujung kepala hingga ujung kaki) orang akan melihat representasi isi dari al qur'an. misalnya dengan berjilbab. bagaimana seharusnya seorang muslimah itu menutup aurat. febri harus bisa menunjukkan itu. hal itu lebih penting untuk dilaksanakan terlebih dahulu, barulah silakan kemudian menghafalkan al qur'an....."
akhirnya aku fahami maksud dari pesan ummu dinda adalah Allah tidak menuntut hambanya untuk bisa menghafal al qur'an, melainkan Allah menginginkan hambaNya menjadi pembawa al qur'an, di mana representasi al qur'an ada pada dirinya. mengaplikasikan isi al qur'an pada aktifitas kehidupannya. berat memang berat.. dikarenakan sedikitnya ilmu, berat memang berat... dikarenakan sistem kehidupan saat ini masih didominasi oleh sistem sekuler. dan pada suatu hari yang telah diijinkan Allah kelak, kebangkitan islam dengan syariatnya akan segera terwujud dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Allahu'alam bish showab :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar