Sabtu, 31 Desember 2016

kajian singelillah, nikah alhamdulillah

malam itu aku dihubungi salah satu temanku. ia kepingin sekali ikut kajian tentang singelillah. ia kemudian menanyakan kepadaku apa bisa ikut ke kajian itu juga. aku mengiyakan menemani dengan segera keinginannya untuk mendatangi majelis ilmu. 

malam hari H nya, aku lupa kalau ada kajian. ia kemudian menghubungi untuk sekedar mengingatkan. akhirnya kami berangkat jam 8 dari kostnya. sampai masjid syuhada tempat kajian, kami ternyata menjadi peserta yang mendapatkan tempat duduk di luar masjid. walaupun tidak duduk dan mendapatkan posisi di dalam untuk melihat langsung pembicaranya. ternyata kang abay dan ust cahyo kedatangannya lewat di depan kami. sampai temanku tadi melongo dan terkagum :D
"pep, foto pep..."katanya. "jyaaah.. hapeku kan dalem tas, hapemu yang dari tadi di depanmu gak dipake hahha :D" aku terkekeh melihat temanku merasa kagum bertemu dengan idolanya yang sepertinya juga idola dari para akhwat yang ikut kajian. 

jadi ingat euforia berita tentang fatih seferagic yang dateng ke Indonesia baru-baru ini. alhamdulillah.. para akhwat di kajian malam tadi woles woles aja ketemu sama pembicaranya hehehehe. karena yaa gaes, kita sebagai muslimah memiliki izzah dan iffah. yakni harga diri dan identitas sebagai muslimah. so, ketika kita memuliakan diri kita dengan aturan islam, maka akan terjagalah kehormatan kita sebagai seorang muslimah. contohnya, ketika kita suatu waktu mendapatkan kesempatan bertemu dengan orang yang kita kagum seperti qari atau ustadz yang semangat dakwahnya tidak diragukan lagi. apa yang akan kita lakukan? menjerit-jeritkah? menangis-nagis kah? meminta berfoto kah? meminta salaman kah? atau bahkan meminta cipika cpiki... ewwwwh :P hhaha
jangan sampai hal-hal duniawi menciderai akidah kita sebagai seorang muslimah yaa gaes :) 

kembali lagi ke acara kajian malam tadi. alhamdulillah semua berjalan dengan yang diharapkan. temanku senang dan aku pun dapat ilmunya. meskipun kami skip acara tanya jawab karena waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 malam. kurang baik bagi perempuan yang tidak ada mahram keluar sampai larut begitu hehe.

inti dari kajian kemarin malam ada dua versi, segerakan menikah atau bila belum mampu, maka salurkan naluri itu kepada hal-hal yang lebih bermanfaat seperti dakwah, belajar, dan lainnya.

kalau aku sendiri berpendapat bahwa : menikah adalah tuntunan dari Nabi Muhammad SAW yang pabila aku ikuti aku ingin beliau kelak mengenali aku karena menjalankan tuntunannya. namun, ketika aku belum siap menikah dan belum ada tanda-tanda calonnya, maka aku habiskan usiaku menjemput pernikahan dalam jalan ketaqwaan. hal tersebut juga merupakan tuntunan Nabi tercinta. meletakkan cinta kepda Allah dan Rasul pada posisi utama terlebih dahulu. tanpa adanya modus berupa TTM, LDR, komitmen dengan lawan jenis yang belum halal, modus jalanin dulu aja, apalagi sampai pacaran (naudzubillahimindzalik), dan paling penting juga menjaga interaksi terhadap lawan jenis. nah, saat separuh agamaku aku jalani dengan ketaqwaan, maka akan ada suatu ketika dimana penggenapan separuhnya lagi yakni dengan menikah. tidak penting siapa orangnya, dimana ketemu dan kapan. yang terpenting adalah bagaimana cara menjemputnya. dengan cara yang Allah ridhoi ataukah Allah murkai? sampai ada jamaah yang tanya, bolehkan kita menyebut nama seseorang dalam doa? ust felix jawab.. buat apa? :D. ternyata ketika kita menentuka kriteria yang macem-macem, maka sama saja kita mendikte Allah. daaan... hal tersebut lebih cenderung dikarenakan nafsu.

nah..nah.. bagi yang sudah siap menikah, segeralah ta'aruf, baik melalui walinya langsung maupun melalui ustadz/ustadzahnya masing-masing bagi yang ngaji.memang ta'aruf lebih susah (tapi kadang ada juga yg mudah dink hehe) daripada pacaran (yaealaah). tapi not recomended banget nyang namenye pacaran (apapun bentuknya). haram. that's it :D secara pasti, menikah dengan cara yang sesuai dengan tuntunan rasulullah, pasti berkah dan jalan menuju rumah tangga yang samara :) 

jadi, tunggu apalagi, siapkan dirimu dalam ketaqwaan, raih ridho Allah. setelah itu, jangan terlalu pusing tentang jodoh yang telah dijaminkan Allah. belum tentu ketemu jodoh sebelum ketemu kematian kan? hehehe... berlarilah menuju Allah, kalau tidak sanggup maka berjalanlah, kalau tidak sanggup maka merangkaklah, namun jangan sampai berhenti ataupun berbalik arah.

Jogja, 31-12-2016

Minggu, 04 Desember 2016

sibuk?

alhamdulillah. aku bingung juga kalau harus mengungkapkan kata-kata untuk menuliskan rasa bahagia ini. aku telah melewati satu ujian, dan sekarang ujian yang berbeda sudah menghampiri. tiada kemudahan tanpa pertolongan Allah. tiada petunjuk yang lebih memahamkan selain petunjuk Allah.

setelah aku paham bagaimana seharusnya kehidupan itu dijalani, aku merasakan kebahagiaan yang selama ini aku cari dengan akal dan hatiku :)

bukan, bukan lantas menjadikan aku sempurna.. namun menjadikanku tau apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. walaupun dalam mengamalkannya ada kesalahan. setidaknya aku berusaha memperbaiki amalan yang di masa lalu ternyata keliru. tidak mau mengkaji islam secara kaffah. meskipun dulu mengkaji islam, tidak se kaffah sekarang. meskipun dulu juga mengkaji islam, namun sisi akidahku belum tersentuh seluruhnya. hanya seperempat mungkin yaa hehehhee. tapi.. subhanallah :) hidup ini sangat indah di dalam paket ujian dan nikmatNya :D yang jelas... rahmat dari Allah itu tidak ada bandingannya. ideologi apasih yang dapat menandingi kesempurnaan ideologi islam? sampai pusing tujuh keliling, pening segala rupa jugak gak akan ketemu jawabannya :D karena tidak ada ideologi yang sebanding dengan ideologi islam.

rumus kehidupan sangat sederhana, karena Allah sudah mengatur urusan kita dalam bingkai syariat. tinggal kita jalani saja kan?

selamat mengkaji islam, islam ideologis :)
 

dongeng dari Agendaku Template by Ipietoon Cute Blog Design