Oleh : Iwan Januar
تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ
Nikahilah wanita penyayang dan bisa memberikan keturunan, karena sesungguhnya aku akan bersaing jumlah umat dengan umat-umat lain melalui kalian (HR. Abu Daud)
Mi’qal bin Yassar ra. menceritakan bahwa seorang pria mendatangi Nabi SAW. untuk menyampaikan kabar bahwa ia akan menikahi seorang wanita yang berparas menarik namun tak bisa memberikan keturunan. Nabi SAW. tidak menyukai hal tersebut lalu menyuruhnya untuk menikahi wanita yang penyayang dan bisa memberikan keturunan, maka Beliau bersabda dengan ucapan di atas.
Hadits di atas memberikan petunjuk bahwa dalam pernikahan, bukan hanya keturunan yang dicari dan bisa membahagiakan rumah tangga, tapi juga seorang istri yang penyayang. Bukan saja istri yang membutuhkan kasih sayang dari suami, tapi seorang pria juga membutuhkan kasih sayang dari istrinya agar rumah tangga dapat berjalan langgeng. Hancurnya rumah tangga bukan saja disebabkan sifat kasar dari seorang pria, tapi juga bisa berasal dari karakter seorang istri yang miskin kasih sayang. Tinggi hati, tak mau mengalah, miskin empati pada suami dan keras pada anak-anak.
Karenanya Nabi SAW. menganjurkan pada kaum pria untuk mencari pasangan yang memiliki sifat penyayang atau al-wadud, sekaligus memerintahkan para wanita untuk menghiasi perilaku mereka dengan sifat terpuji itu, karena merekalah sebaik-baik wanita yang disebutkan Nabi SAW.:
خَيْرُ نِسَائِكُمُ الْوَدُودُ الْوَلُودُ الْمَوَاتِيَةُ الْمُوَاسِيَةُ إِذَا اتَّقَيْنَ اللَّهَ
Sebaik-baik wanita di antara kalian adalah yang penyayang, memberikan keturunan, yang taat, dan yang suka membantu suaminya, jika bertakwa pada Allah SWT. (HR. Bayhaqiy).
Mengapa Harus Wanita Penyayang?
Secara bahasa al-wadud bermakna al-mahab, berarti sayang. Menurut Abu Ishaq al-wadud bermakna fa’il atau pelakunya, artinya penyayang. Dalam Asma’ al-Husna terdapat sifat Allah al-Wadud yang bermakna yang menyayangi hamba-hambaNya yang soleh dan mencintai mereka (Syarh Asma’ al-Husna, Abu Ishaq az-Zujaj).
Cinta dan sayang dalam bahasa Arab ditemukan sekurangnya dalam dua kata; al-waddu dan al-hubbu. Ibnu al-‘Arabiy menjelaskan ada perbedaan makna antara al-waddu dengan al-hubbu. Yang dimaksud al-hubbu adalah cinta yang bersemayam dalam hati, sedangkan al-waddu adalah cinta yang nampak dalam perilaku (suluk). Wanita yang terbaik, yang Nabi perintahkan untuk dinikahi, bukan sekedar wanita yang memendam cinta dalam hati pada pasangannya, tapi juga menampakkan rasa sayang dalam ucapan dan perilaku pada keluarganya.
Apa saja kebaikan bagi seorang lelaki saat menikahi wanita penyayang?
1. Istri yang penyayang akan bertutur kata lembut saat memanggil maupun menjawab panggilan suaminya (lihat Fayd al-Qadhir juz 3 hal. 242). Seorang istri dengan sifat wadud jauh dari nada yang tinggi dan kata-kata yang kasar saat bertutur kata dengan suaminya, baik ketika memanggil suaminya atau dipanggil olehnya.
Tidak sedikit wanita yang memasang sikap tinggi hati di depan suami, menunjukkan status sosialnya, ketus bahkan berani membentak pasangannya termasuk di hadapan orang lain. Perempuan-perempuan seperti ini jauh dari sifat wadud atau sayang pada suami.
2. Wanita yang penyayang akan banyak membantu suaminya (idem), istri dengan tabiat wadud adalah wanita yang tak suka berpangku tangan melihat suaminya keletihan dengan pekerjaannya. Ia akan siap membantu suaminya, baik itu bagian amalnya di rumah sebagai istri maupun dalam amal yang bukan menjadi kewajibannya semisal membantu menyiapkan berkas pekerjaan suaminya. Ingatlah kisah Asma binti Abu Bakar ra. yang membantu suaminya Zubayr bin Awwam dalam mengurus kuda dan membawa kurma dari kebun keluarganya, padahal ia harus menempuh jarak 2/3 farsakh atau sekitar 3,4 km untuk membawa kurma-kurma itu ke rumahnya.
3. Kaum perempuan dengan tabiat penyayang akan selalu berusaha menggembirakan suami dan keluarganya. Wanita berkarakter wadud selalu menampakkan keceriaan dan memberikan kegembiraan pada pasangannya, sekalipun mungkin ia dan keluarganya berada dalam kesusahan. Ia paham bahwa kesusahan adalah ujian dari Allah SWT., bukan datang dari suaminya. Maka bukan saja ia bersabar tapi ia pun akan ikut membesarkan hati suaminya untuk bersama-sama menghadapi kesulitan hidup. Ia tetap tampakkan ketaatan dan kecintaan pada suaminya dalam suka maupun duka. Saksikanlah bagaimana sikap Ummul Mukminin Khadijah ra. yang cinta dan sayangnya pada Rasulullah SAW. tak berubah saat umat Muslim ditimpa ujian di medan dakwah. Bahkan Khadijah semakin menunjukkan dukungannya pada Baginda Rasulullah SAW. Pantaslah bila Allah mengutus Jibril as. untuk menyampaikan salam dariNya dan juga dari Jibril, lalu mengabarkan bahwa Allah telah menyiapkan jannah untuk Khadijah.
4. Hanya perempuan penyayang yang mudah meminta maaf pada suami, baik ia tengah dibenci atau dimarahi suaminya, atau ia yang marah pada pasangannya. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan ad-Daruquthniy, Nabi SAW. menyebutkan ciri perempuan terbaik dari kalangan penduduk surga di antaranya adalah yang memiliki sifat al-wadud
«ألا أخبركم بنسائكم من أهل الجنة ؟ » قالوا : بلى يا رسول الله قال : « كل ولود ودود ، إذا غضبت أو أسيء إليها أو غضب – أي : زوجها – قالت : هذه يدي في يدك لا أكتحل بغمض حتى ترضى
Nabi SAW. bertanya, “Maukah kalian aku tunjukkan pada istri di antara kalian yang menjadi bagian ahli jannah?” Para sahabat menjawab, “Tentu ya Rasulullah.” Nabi menjawab, “Setiap wanita yang penyayang, memberikan keturunan, jika ia marah atau suaminya marah, ia berkata, ‘Inilah tanganku pada tanganmu mataku tak bisa terpejam sampai engkau ridla.’”(HR. Bayhaqiy)
Perhatikanlah, dalam hadits di atas Nabi SAW. sampai mengatakan bahwa wanita yang memiliki sifat penyayang dan selalu mencari ridlo suaminya dengan meminta maaf, baik ketika ia posisinya benar ataupun salah, itulah wanita yang dirindukan jannah.
Tak ada kerugian sedikitpun bagi wanita yang menghiasi dirinya dengan sifat wadud, sayang pada keluarga, khususnya pada suami. Perempuan yang mau merendahkan hatinya, membantu pasangannya, berusaha tetap ceria dan membahagiakan suami, serta selalu berusaha mencari ridlo pria pendamping hidupnya. Wanita yang bisa melengkapi pribadinya dengan karakter penyayang adalah pendamping hidup terbaik, yang dapat menyelamatkan pernikahan. Wanita-wanita seperti itu juga sudah Allah siapkan balasan yang terbaik; jannah.
Nah, maukah, para istri menjadi wanita yang didamba suami dan dirindukan jannah?
***
Dukung terus opini syariah Islam Kaffah. Raih amal sholih dengan menyebarkan postingan ini.
====================
Saudari minat bergabung dalam kajian dan perjuangan untuk melanjutkan kehidupan Islam, khusus wilayah Tangerang dan Banten. Follow kami di :
Instagram : instagram.com/muslimahbanten_official
Facebook : facebook.com/muslimahbantenideologis
Twitter : twitter.com/Muslimah_Banten
Telegram : https://t.me/MuslimahBantenIdeologis