kali ini aku mau membagi cerita tentang telepon rumah. gara-gara tadi nelpon ke hape mama tidak ada jawaban, lalu aku menelepon ke nomor telepon rumah. ada abah yang mengangkat telepon. dari situ aku teringat tentang memori di masa kecil yang sering bermain dengan telepon rumah itu.
awal aku punya telepon di rumah kira-kira sejak kelas 4 atau 5 SD. dari situ aku mulai mencari nomor telepon teman-teman sekelas ku. banyak banget yang aku dapat. aku catat semua nomor itu di buku orji ku (sejenis binder kecil bergambar lucu dengan tampilan warna-warni pada kertasnya). aku senang sekali waktu itu. aku berimajinasi memiliki catatan telepon di orji dan memiliki kantor di perusahaan sendiri, kemudian menelepon teman-teman kantor ku (teman sekelas) untuk mengadakan meeting.
karena terlalu sering aku menelepon teman ku untuk urusan peer maupun hanya sekedar bercerita-cerita, aku sampai hafal diluar kepala nomor-nomor telepon rumah beberapa teman sekelas ku. bahkan sampai sekarang pun aku masih hafal nomer dua orang sahabat ku yang paling sering aku telepon, yaitu dinda dan rina. 773065 781829 voillaa :D aku ketik sesuai dengan apa yang aku pencet waktu itu.. aku masih ingat bagaimana aku mengeja nomor-nomor itu :)
cerita tidak hanya sampai di situ saja. waktu aku mencoba nomer rina, aku sempat salah sambung. bukannya 29 yang aku pencet, tapi 92! namun masuk tuh ke telepon rumah orang hahahaha. aku tanya : rina nya ada?. dia : rina? rina siapa yaa? maaf salah sambung. aku : bruuk! (langsung menutup telepon).
keesokan harinya, aku sengaja lagi menelepon nomor rumah dengan akhiran 92 itu tadi. sama seperti yang orang itu bilang kemarin. dia bahkan menyampaikan padaku mungkin saja nomor yang aku maksud itu sudah tidak menggunakan nomor ini lagi. akupun menutup telepon itu lagi.
hari berikutnya aku pun menelpon nomor itu, tapi bukan untuk mencari nomor rina, karena aku sudah tahu kesalahan ku waktu memencet nomor itu. tiba lah ide jahil ku untuk mengerjai pemilik nomor 92 itu tadi :p huahahahaha sampai suatu hari entah apa yang aku obrolkan sama orang itu sampai dia menyebutkan nama anggota keluarganya. kemudian aku tutup lagi :D berikutnya aku telepon nomor itu dengan menyebutkan nama salah satu anggota keluarganya untuk aku ajak ngobrol, ternyata yang menjawab bilang bahwa orangnya lagi belanja di warung. huahahaha aku tertawa mendengarnya :D
aku tidak tahu mengapa kejadian ini paling berkesan bagi ku, makanya aku tulis pertama kali tentang kenangan ini. tapi aku benar-benar merasa bersalah sudah mengerjai orang pemilik nomor rumah dengan akhiran 92 itu. akhirnya aku berhenti mengerjainya. kenakalan ku waktu menggunakan telepon rumah membuat tagihan naik dari bulan ke bulan. namun tidak ketahuan, karena yang dituju memang telepon rumah juga. hingga tiba pada saat aku memencet nomor hape rina :D
cerita bersambung dilain kesempatan :D *aku mau ngakak sambil guling-guling di kasur dulu membayangkan kejahilan ku saat di telepon waktu masih SD dulu.. akakakaka
see you the readers :*
cerita bersambung dilain kesempatan :D *aku mau ngakak sambil guling-guling di kasur dulu membayangkan kejahilan ku saat di telepon waktu masih SD dulu.. akakakaka
see you the readers :*
telepon rumah merk "Panaphone" telepon pertama di rumah, sebelum rusak gara-gara disambar petir -,- |
0 komentar:
Posting Komentar