Sabtu, 28 Mei 2016
Rabu, 11 Mei 2016
mempersiapkan untuk pertemuan yang abadi
sedikit sekali waktu yang aku miliki untuk bersama denganmu. tidak lebih dari 3 windu. untukmu yang di sana.. tunggu aku yang sedang mempersiapkan bekal pertemuan kita selanjutnya. insyaAllah semoga Allah ridho :')
Rabu, 04 Mei 2016
menjawab pertanyaan sederhana yang terletak pada dasar pemikiran
Allah memang sungguh luar biasa. aku belum pernah membayangkan skenario-skenario seperti ini. skenario yang menuntun hamba-hambaNya kembali di jalan yang lurus. ihdinash shiratal mustaqiim. tunjukilah kami ke jalan yang lurus.
manusia diberikan potensi akal oleh Allah. potensi yang tidak diberikan kepada makhlukNya yang lain.
ada seorang teman yang bertanya kepadaku tentang sesuatu hal. kemudian aku jawab:
jodoh, rejeki, kematian itu sudah ditentukan oleh Allah. di Akhirat kelak kita tidak akan ditanya siapa jodohmu? berapa rejeki yang kamu peroleh? dan kapan kamu mati? itu diluar kekuasaan kita. itu hak Allah. karena hal-hal itu adalah hasil. tapi, hal yang kita pertanggungjawabkan nanti apakah kita menjemput jodoh itu dengan cara yang Allah ridhoi? apakah kita menjemput rejeki dengan cara yang halal? dan bagaimana kita mempersiapkan kematian?
nah, proses itu yang akan ditanyai karena dalam proses ketiga hal tersebut kita diberikan kebebasan untuk memilih. buat apa sih kita diberi akal? ya itu tadi, untuk memikirkan dan mencari tahu apa-apa yang Allah ridhoi kemudian paham dengan menerapkannya dalam hidup sebagai bekal dalil atau hujjah bagi kita saat pertanggungjawaban di akhirat terhadap aktifitas kita selama di dunia. pilihan ada di akal dan hatimu. islam memiliki jaminan memuaskan akal, sesuai dengan fitrah manusia, dan menentramkan hati.
jadi, teman, semoga hati dan akal kita tetap terjaga di tengah kesenangan dunia dan keadaan yang menipu ini. dengan kita menyimpang dari aturan Allah, sebenanrnya kita telah menzhalomi diri kita sendiri. karena Allah tahu, apa yang kita butuhkan, sejauh mana batasan kemampuan kita sebagai manusia dalam menjalankan perintahnya. selama hal tersebut wajib untuk dikerjakan dan wajib untuk dijauhi, maka no excuse untuk hal-hal tersebut alias sami'na wa atho'na :)
"tetaplah istiqomah di jalan yang benar walaupun pengikutnya sedikit, dan jangan terperdaya oleh asyiknya berada di jalan yang salah walaupun pengikutnya banyak."
wallahu'alam bishshowab. afwan minkum.
Minggu, 01 Mei 2016
memfokuskan diri pada lembaran yang kelak akan dipertanggungjawabkan
Allah memberikan potensi akal kepada manusia untuk dapat mencari hakikat kehidupan. dari mana ia berasal, untuk apa ia di dunia, dan kemana ia selanjutnya setelah kehidupan berakhir. hal tersebut merupakan kunci akidah yang harus lebih dulu dipecahkan.
akidah menjadi sangat penting karena ia yang akan membentuk pola berpikir yang selanjutnya akan memberi pemahaman tentang perilaku dan tindakan yang dikerjakan. jadi misalnya seseorang tahu bahwa ia harus bangun pagi untuk sholat subuh namun ia enggan untuk bangun tepat waktu bahkan kadang melalaikannya, maka ia belum sepenuhnya paham akan fakta yang ia ketahui. ia tahu bahwa sholat itu kewajiban dan akan berdosa karena meninggalkannya. tetapi pada faktanya, perilaku yang ia tunjukkan tidak mencerminkan pemahamannya tentang sholat.
misalnya ada sebuah ungkapan "hanya diriMu yang tahu rasa cintaku padaMu. Tuhan anugerahMu tak pernah berhenti selalu datang kepadaku, Tuhan semesta Alam dan satu janjiku takkan berpaling dariMu."
kita sanggup berucap mengungkapkan kalimat-kalimat demikian, namun realitanya tidak demikian manakala kita bersyukur kepada Allah, berjanji kepadaNya untuk selalu berada di jalanNya. akan tetapi kita tetap melangar perintahNya dan melaksanakan laranganNya. what kind of love it is?
pengingat untuk diri sendiri dikala luput dari apapun yang diperintahkan Allah dan belum maksimal menjalankan tugas-tugas kehambaan sampai saat ini.
Langganan:
Postingan (Atom)